Cerita tentang mendoan kebumen - Pagi ini, saya bangun tidur agak kesiangan dan dengan perut yang lumayan lapar. Langsung saja mandi dan sholat subuh. Lanjut dengan masih pake sarung berjalan ke warung gedeg di pojok jalan yang sudah ramai orang antri membeli.
Begitu giliran saya, Yu Sum si penjual bertanya mau beli apa. Saya jawab "mendoan kebumen". Namun betapa kagetnya, ketika saya saya mendapati jawaban bahwa tempe goreng yang saya maksud hanya tinggal 2 biji.
Ya sudahlah, seadanya dari pada enggak ada sama sekali. Sembari menunggu digoreng sang mendoan kebumen, saya coba buka hp saya dan melihat jam di sana. Waw waw, baru jam 05.30 WIB sudah mau habis.
Luar biasa.
Akhirnya datanglah pesanan saya, 2 buah mendoan kebumen yang spesial ala Yu Sum dan nasi putih serta sambal bawang.
Enggak sampai 5 menit, bersih sudah apa yang ada di atas piring. Bersih sih. Akhirnya dengan menatap Yu Sum yang membuat hati bergetar, saya membayar dengan selembar uang puluhan ribu.
Dan, dengan senyuman dan kedipan mata khas nya, dia menyerahkan kembalian sambil bertanya "Gimana mas, mendoan kebumen saya?"
Akh Yu Sum ....
Begitu giliran saya, Yu Sum si penjual bertanya mau beli apa. Saya jawab "mendoan kebumen". Namun betapa kagetnya, ketika saya saya mendapati jawaban bahwa tempe goreng yang saya maksud hanya tinggal 2 biji.
Ya sudahlah, seadanya dari pada enggak ada sama sekali. Sembari menunggu digoreng sang mendoan kebumen, saya coba buka hp saya dan melihat jam di sana. Waw waw, baru jam 05.30 WIB sudah mau habis.
Yu Sum, Penjual Mendoan Kebumen |
Luar biasa.
Akhirnya datanglah pesanan saya, 2 buah mendoan kebumen yang spesial ala Yu Sum dan nasi putih serta sambal bawang.
Enggak sampai 5 menit, bersih sudah apa yang ada di atas piring. Bersih sih. Akhirnya dengan menatap Yu Sum yang membuat hati bergetar, saya membayar dengan selembar uang puluhan ribu.
Dan, dengan senyuman dan kedipan mata khas nya, dia menyerahkan kembalian sambil bertanya "Gimana mas, mendoan kebumen saya?"
Akh Yu Sum ....